Gaji habis tengah bulan! ini mungkin penyebabnya

 

Siapa yang tidak tersenyum jika melihat saldo terisi diakhir bulan, yups gaji telah diterima, siap-siap menuju tempat kongkow favorit, ini yang biasa saya lakukan bersama rekan kerja, walau niat awal untuk sekedar menikmati secangkir kopi atau menonton film, namun terkadang ada saja barang yang dibeli walau sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Bukan keharusan sih, namun melepas penat dari rutinitas kerja sehari-hari rasanya sangat diperlukan.

Namun kita juga harus mempunyai batasan yang jelas, jika tidak ingin gaji selalu habis ditengah bulan. Dalam membeli barang ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
  1. Barang tersebut memang dibutuhkan
  2. Bukan dibeli hanya untuk memenuhi nafsu memiliki atau pengen aja
  3. Harga barangnya terlalu mahal jika diukur dari besar gaji, walau dicicil sekali pun akan memberatkan pengeluaran bulanan nantinya.
Ada beberapa hal yang sering kita lupakan dalam mengatur financial bulanan, berikut ini salah satu yang sering menyebabkan gaji habis ditengah bulan.


Gaji habis tengah bulan! ini mungkin penyebabnya
  • Setiap Bulan Harus Berbelanja. Penjelasan yang paling mudah ketika seseorang mengalami gila belanja adalah dirinya sangat membutuhkan atau bisa dibilang sangat mencintai shopping, atau bahkan keranjingan belanja. Kapan saja dan di mana saja. Hal ini dapat disebabkan oleh lingkungan sekitar, terutama didikan orang tua. Seorang anak yang tumbuh dari orang tua yang gila belanja, kemungkinan besar anak tersebut nantinya akan menjadi seorang pecinta belanja di masa depan. Dan apabila hal ini berlanjut dan melampaui batas tentunya akan menyulitkan dirinya sendiri di masa yang akan datang.
  •  Titik Lemah Anda Di Display. Biasanya skenario kejadiannya begini: saat ingin membayar belanjaan di kasir, Anda melihat sesuatu berkemasan menarik misalnya cokelat, permen, atau bahkan tisu basah di rak dekat situ. Dengan sangat mudah, Anda pun mengambilnya dan memasukan ke keranjang belanjaan atau troli, meskipun sebenarnya benda atau makanan yang Anda ambil tidak berada dalam daftar belanja. Inilah yang dinamakan kekuatan jebakan dari display suatu barang yang dapat memicu terjadinya Impulsive Shopping. Maka tak heran apabila para produsen rela membayar Placement Free yang besar hanya untuk meletakkan produk mereka di dekat tempat pembayaran atau kasir guna memaksimalkan penjualan mereka. Ini juga berlaku dengan keranjang obral yang isinya dibiarkan tak terlipat rapi tapi diletakkan di tempat strategis. Atau manekin yang memajang busana berpadupadan keren lalu tercantum angka up to 70%.
  • Terbuai Kalimat Promo. Promo Buy 1 Get 1 atau 3 for 2 on, diskon 70% untuk pembelian kedua, seratus dapat 3 dan seterusnya. Kalimat-kalimat inilah yang menyebabkan kita termakan rayuan marketing yang membuat kita membeli suatu barang yang sebenarnya tidak kita perlukan. hanya karena kita dengan mudahnya mempercayai promo-promo tersebut, padahal bisa saja bahwa promo tersebut tidak memberikan kita keuntungan sedikitpun atau bahkan membuat kita membeli barang dengan harga yang lebih mahal. Dengan berbagai cara, lagi-lagi para produsen berhasil membuat kita menghabiskan uang lebih banyak daripada yang seharusnya kita habiskan hanya karena kita malas untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai promo-promo tersebut.
  • Latah Belanja. Beberapa orang yang Anda kenal pasti memiliki sifat yang satu ini, yaitu latah belanja. Ketika dirinya melihat orang lain mengenakan baju atau sepatu merek atau model tertentu, dia akan ikutan berniat punya. Belanja bersama temannya yang membeli 2 potong baju, maka dia juga akan ikut membeli setidaknya 1 potong baju. Padahal beberapa hari yang sebelumnya dirinya baru saja menghabiskan uangnya untuk membeli baju baru. Tentunya, hal seperti ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan karena dapat merusak kesehatan finansial seseorang. Nah bila sifat ini Anda punya, segera lakukan langkah pencegahan setiap kali niat itu muncul dengan memikirkan tujuan finansial Anda. Misalnya, menabung untuk membeli apartemen misalnya. Atau ingatlah cicilan mobil yang belum lunas, atau tabungan untuk jalan-jalan ke Eropa yang sudah diimpikan sejak lama.
  • Kata Racun Itu Bernama Diskon. Siapa sih yang tidak tergiur dengan diskon? Yup, semuanya pasti tergiur dengan kata-kata diskon dimana anda dapat membeli suatu barang dengan harga yang lebih murah. Ketika anda melihat diskon suatu barang, pastikan anda benar-benar membutuhkannya atau setidaknya dapat berguna dalam kehidupan anda bukan hanya karena potongan harga yang besar anda memutuskan untuk membeli sebuah barang padahal anda tidak membutuhkan barang tersebut. Bisa dibilang, diskon merupakan salah satu pemicu paling hebat dari impulsive shopping.
  • Mudah Dirayu. Ketauilah, setiap SPG ditraining untuk mengatakan ini: “Dua duanya bagus, beli semua saja”, “Kalau kebesaran masih bisa dikecilkan”, “Semua warna ini cocok di kulit Anda”. Sebagai ujung tombak produsen untuk meningkatkan penjualan barang, Sales Promotion Girl dapat mengeluarkan berbagai macam rayuan untuk menarik konsumen. Apalagi bila SPG yang melayani berdandan cantik, rapi, tersenyum manis dan sangat helpful. Kadang ada rasa tak tega untuk tidak membeli karena sudah dilayani. Bila pikiran ini datang, ingat ke hal tadi yang disebutkan: bahwa mereka terlatih untuk berakting seperti itu.
  • Senang Barang Baru. Siapa juga yang tidak senang, jika memiliki barang baru, terlebih barang tersebut memang sedang trend, sayangnya zaman sekarang trend suatu barang sangat cepat berubah bisa dibilang tiap bulan. Wajar saja memang bila berkeinginan memiliki atau mencoba barang yang baru. Tetapi, tanpa disadari hal ini dapat menjadi pemicu terjadinya impulsive shopping, jadi sebaiknya bila terbesit keinginan ketika melihat sebuah barang atau merk baru perhatikan daftar belanja awal anda dan tetap stick to the plan.
  • Keinginan Untuk Berhemat. Loh? Bagaimana bisa berhemat tapi malah jadi boros?. Seringkali kita melihat bahasa iklan seperti ini "Beli sekarang lebih hemat, dan lakukan penghematan sebesar 20 persen!", "Beli sekarang, hari senin naik", dengan kata-kata berhemat sebesar 20 persen tersebut, beberapa orang tergiur untuk membeli barang tersebut dengan keinginan melakukan penghematan. Padahal tanpa disadari, lagi-lagi produsen kembali berhasil menjerat para konsumen hanya lewat sebuah kalimat sederhana.
Sekian dulu sobat, terima kasih telah berkunjung ke laman blog saya. Semoga kita bisa lebih berhemat.
terinspirasi dari berbagai sumber
Gaji habis tengah bulan! ini mungkin penyebabnya 4.5 5 Unknown Siapa yang tidak tersenyum jika melihat saldo terisi diakhir bulan, yups gaji telah diterima, siap-siap menuju tempat kongkow favorit, ini y...


No comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *